Sabtu, 08 Oktober 2011


Karburator Keihin PE 28 Masih Kurang? Pilih Yang Sudah Custom Aja!

Jakarta - Umumnya pada motor yang dapur pacunya dibore-up ‘gila-gilaan’ butuh pasokan campuran gas yang lebih banyak. Apalagi bila saluran masuk serta diameter klep ikut diperbesar.

Nah, mencukupi kebutuhan itu, biasanya mekanik menganjurkan agar ganti karburator yang diameter venturinya besar guna mendapatkan hasil lebih maksimal. Mulai ukuran 28 mm ke atas.

Kalau untuk ukuran 28 mm aja sih masih ada pilihan murah meriah dan merakyat, yaitu Keihin PE28. Banderolnya sekitar Rp 500 - 550 ribuan.

Tapi di atas diameter segitu, mesti lirik tipe atau merek lain kayak Mikuni TM 32 atau 34, PWK dan sebagainya yang harganya tidak murah. Untuk TM Sudco saja barunya sekitar Rp 2 jutaan, wekwekwek..!

“Bisa saja sih pakai PE28, trus di-reamer lagi jadi lebih gede. Tapi biasanya yang direamer sendiri untuk nyetting-nya kadang suka agak susah. Sehingga hasilnya jadi kurang maksimal,” aku Said, bos MJ Motor di kawasan Jl. Sultan Iskandarmuda, Arteri Pondok Indah, Jaksel. Makanya Said dulu coba beralih menggunakan merek Koso yang harganya cukup bersahabat.

Tapi belakangan ia nemu karbutor spesial dengan harga tidak menguras isi dompet tapi hasil boleh bejaban dengan karburator mahal. Yakni Keihin PE28 hasil custom dari negeri Gajah Putih, Thailand. “PE28-nya sudah di-reamer venturinya jadi lebih besar. Tapi bukan reamer-an sini (dalam negeri), melainkan dari Thailand pakai mesin bubut CNC,” beber Said.

Menurut pria yang bengkelnya jadi basis pembesut motor India merek Bajaj ini, hasil reamer-an karbu PE28 custom tersebut lebih presisi. Sehingga untuk nyetting-nya sangat mudah. “Harganya juga tidak terlampau mahal. Untuk yang venturi 32 mm saja gue jual sekitar Rp 950 ribu,” bilangnya.

Dari beberapa kali menerapkan PE28 custom tersebut di motor konsumennya, pemilik motor kata Said mengaku puas dengan hasil yang dicapai. Selain baderolnya tidak begitu mahal, jeroan karbutor ini paling mudah ditemui di pasaran.

Masih kata Said, selain diameter venturi yang diperbesar, ukuran spuyernya juga sudah gede. “Dalam paket venturi 32 mm, ukuran main jet-nya 152 dengan pilot jet 42. Sementara diameter skep sama, namun ada bagian skep yang disesuaikan dengan pembesaran venturinya itu,” terang Said yang sudah menerapkannya di beberapa Pulsar bore-up.

Oh iya, tapi jangan heran ya kalau mendapati pada beberapa bagian badan karburator terdapat semacam tambalan berwarna krem. “Itu memang begitu untuk memperkuat badan karburator yang di-reamer jadi lebih tipis,” jelas Nancy dari Mulia Motor Sport (MMS) di Jl. Hos Cokroaminoto, Kreo Batas, Ciledug, Tangrang yang juga menjual PE28 Custom dari Thailand ini.

Selain venturi 32 mm, Nancy bilang ada juga tersedia yang 30 mm dan 34 mm. “Untuk yang 30 mm kami lego Rp 800 ribu. Sementara yang 32 mm dan 34 mm Rp 1 juta,” tukasnya. 

Setting Knalpot Racing, Fokus di Karburator dan Celah Klep!


 Setel ulang sekrup udara karburator dimaksudkan agar mesin tidak gampang meletup ketiga grip gas ditutup
Pakai
 knalpot racing yang banyak dijual di pasaran, bisa aja langsung pasang. Mesin tetap bisa hidup dan juga dapat dipakai jalan.

Namun lebih baik seting dulu agar perfoma lebih bagus. Sebab terkadang mesin jadi lemot di rpm bawah dan atas, timbul gejala ngilitik hingga terjadi letupan saat gas ditutup.

Sendangkan munculnya gejala seperti itu, karena konstruksi beda dengan standar. Terutama volume pada pipa dan tabung silencer yang dipengaruhi panjang, lebar hingga susunan sekat yang ada di tabung.

Karena berubah bentuk, otomatis tendangan balik gas buang di perut knalpot ke ruang bakar tekanannya jadi berbeda. Makanya perlu penyesuaian di bagian komponen penyuplai gas bakar, terutama setingan karburator,” terang Marsudi mekanik yang kini gabung di tim Honda Denso Castrol NHK Jayadi Racing Team.

Untuk melakukan seting karbuartor juga tidak asal ganti komponen. Apalagi sekadar ganti knalpot racing tanpa ada bagian mesin yang ikut dimodifikasi. Marsudi bilang, cukup atur sekrup aliran udara. Atau naikkan spuyer main-jet 1 atau 2 step sesuai kebutuhan. Itu pun kalau perlu.

Lanjut Marsudi, untuk setelan sekrup udara baiknya sedikit ditutup. Sementara kalau untuk standar biasa pakai ukuran 1½ putaran balik dari posisi tertutup, dengan menggunakan knalpot racing yang lebih plong coba dibikin 1¼ putaran balik.

“Penyempitan aliran udara di lubang karbu lewat setelan sekrup udara, dimaksudkan agar mesin tidak gampang meletup ketiga grip gas tertutup. Sebab dalam kondisi itu di mana knalpot sudah plong, bensin jadi lebih sedikit daripada udara. Makanya dipersempit lagi agar bensin jadi lebih banyak. Letupan pun berkurang,” wantinya.

Selain seting sekrup udara. Untuk memaksimalkan tenaga di gasingan atas, di mana perut knalpot sudah lega dan butuh tendangan balik lebih kuat, Marsudi menyarakan untuk mengatur ulang spuyer main-jet.


 Setel klep untuk memaksimalkan tenaga juga untuk menyesuaikan kondisi cuaca di sekitar
“Biasanya sih aliran gas bakar diperbesar. Caranya, dengan menaikkan ukuran spuyer main-jet 1 atau 2 step. Peningkatan ini tentu harus disesuakan dengan kebutuhan. Caranya bisa dilihat dari hasil pembakaran. Seperti, kepala busi jangan terlalu putih atau hitam sekali,” lanjut mantan intruktur sekolah mekanik HMTC Jakarta.

Setelah karburator di seting ulang, penyesuaian lainnya bisa dengan mengatur setelan klep. Tapi kata Marsudi, setelan klep lebih ditujukan untuk memaksimalkan tenaga di rpm bawah atau atas, juga menyesuaikan kondisi cuaca di sekitar.

Misalkan ingin kejar torsi, saran Marsudi setelan klep bisa dibikin renggang dari ukuran standar. Apalagi kalau suhu di sekitar tempat tinggal pemilik motor cenderung dingin.

Sebaliknya kalau tenaga mesin ingin kerjar rpm atas. “Kondisi ini bisa diakali dengan menyeting setelan klep lebih rapat dari ukuran standar, agar gas bakar lebih deras masuk ke dapur pacu. Tambah lagi jika kondisi sekitar cenderung panas. Setingan ini lebih aman,” imbuh Marsudi.

Terakhir, untuk aliran udara disarankan Marsudi agar tetap menggunakan filter udara asli atau bisa juga pakai saringan udara variasi. Sebab kalau plong, khawatir karburator cepat kotor apalagi tipe vakum yang terkenal rawan gesekan.

Honda BeAT Bore Up 150 cc Rawan Bocor Kompresi

Honda BeAT idelanya memang dibore up tidak lebih dari 130 cc. Juga dengan pemakaian ukuran piston maksimal 55 mm. Tentu bukan tanpa sebab, karena BeAT memang punya blok silinder yang kurang lebar.

Kalau dibore up sampai dengan 150 cc, dipastikan juga malah rawan bocor kompresi.  Ini karena liner sangat tipis dan dekat dengan baut blok. Kompresi kerap bocor ke baut blok silinder.

Apalagi kalau piston yang dipakai adalah ukuran 58 mm atau lebih. “Akibat dari itu, gak perlu heran kalau kompresi jadi sering nyebrang ke baut blok silinder,” jelas Rio Teguh, bos tim drag bike dari tim Anker Hariot’s Key Speed Kawahara.

Rio yang sudah  lama langganan andalkan BeAT di lintasan balap trek lurus itu mengalami kebocoran kompresi ketika drag bike di Taman Harapan Indah Bekasi garapan Trendypromo Mandira. Akhirnya BeAT yang langganan juara kelas 155 cc itu tidak naik podium.

Rekomendasi Mekanik Ketika Pasang Head Klep Gede


Sisi keteng diperlebar agar bisa dipasang piston besar
Coba main ke tukang pasang klep gede. Pasti rata-rata permintaan mekanik di sana hampir sama. Selain pasang klep gede, ada beberapa poin yang harus ditekankan.

Contoh paling gampang mari amati kepala silinder keluaran Kawahara untuk Yamaha Mio. “Head yang baru nongol ini berdasarkan permintaan mekanik yang biasa balap di Matic Race,” jelas Mariasan Kocek, mekanik JP Racing.

Yuk, diperhatikan poin apa saja yang direkomendasi mekanik.

Klep Optimal

Disukai mekanik karena, sudah mengusung klep gede. Yaitu klep isap 28 mm dan buang 23 mm. Klep ini optimal untuk turun di kelas 130 dan 150cc.

Atau bisa disandingkan dengan blok yang sudah diisi piston 58,5mm. Karena lebar squish sudah diseting 58,8mm. Bagi yang meggunakan piston lebih kecil atau lebih besar tinggal papas ulang di tukang bubut dan atur lebar squishnya.

Ruang Bakar Fleksibel

Ciri lain yang disukai mekanik yaitu dari bentuk ruang bakarnya. Dibikin fleksibel. Artinya volume ruang bakar bisa diatur ulang. Sesuai dengan rasio kompresi yang diinginkan. 

Kalau kompresi kepengin lebih rendah, silakan ruang baker dikikis. Agar volume jadi membengkak. Biar presisi ukur meggunakan buret ketika head dipasang. Lebih jelas soal rasio kompresi silakan baca tulisan RPM di sebelah kanan.


Sitting klep presisi. Tidak perlu sekir
Sisi Keteng Diperlebar

Coba perhatikan permukaan sisi yang menghadap ke rantai keteng. Dibuat lebar supaya fleksibel juga. Artinya ketika sudah kena sentuhan bore up edan-edanan menggunakan piston gede, tidak perlu lalu ditambal las argon.

Sebab kalau menggunakan head standar pabrik, kalau menggunakan piston di atas 63,5 mm harus ditambal las argon aluminium. Kalau tidak ditambal, kompresi sering bocor ke ruang keteng.

Drat Busi Panjang

Drat busi juga kerap jadi kendala kala kita melakukan bore up besar. Itu karena kita memperlebar dan memperbesar ruang bakar.

Akibat pemapasan ruang bakar yang ektsrem, drat busi jadi korban. Ulirnya jadi tinggal sedikit. Riskan alias gampang selek. Akibatnya kompresi mudah bocor atau bahkan busi lepas.

Makanya mekanik kerap mengelas mati lubang busi dengan aliminium lebih tebal. “Kemudian dilubangi ulang dan dikasih lubang serta ulir yang panjang,” jelas Kocek.

Nah, head yang bagus lubang ulirnya sudah dibuat panjang. “Untuk businya bisa meggunakan milik Honda Karisma, Jupiter MX atau Suzuki Satria F-150,” jelas Christomas Oaklen distributor busi Denso yang banyak meluncurkan pemantik busi racing itu.

Potong Klep

Aksi potong klep kerap dilakukan apabila kita pasang katup lebar. Disesuaikan dengan hasil akhir pengerjaan tukang bubut. Dalam menentukan ukuran pemotongan batang klep disesuaikan dengan pegas yang digunakan.

Kalau masih menggunakan per klep Mio bisa diseting 30-31mm panjangnya dari permukaan bawah bos klep. Kalau untuk per klep Jepang AHRS yang pendek bisa 28-29mm. Jangan lupa bekas pemotongan batang klep kudu dihardener.


Lubang derat busi panjang. Agar tidak mudah bocor
Korek Lubang IN/EX

Sehabis bikin head klep gede biasanya kita korek lubang isap dan buang. Besar lubang isap bisa 80-95% dari diameter klep. Sementara lubang buang 65-75% dari diameter lubang isap. Sebagai acuan seperti di head yang aslinya korekan Kocek ini. Lubang in 24,5 mm dan buang 22,5mm. 

Tanpa Sekir

Pengerjaan sekir klep sederhana tapi bikin bete. Kalau menggunakan proses pemesinan yang canggih, biasanya tidak bocor. Seperti head buatan BRT dan Kawahara ini langsung pakai. Kalau dimasuki bensin dari sisi klep tidak bocor.

Bore Up Silinder Jupiter-Z? Ikuti Dengan Bore Up Knalpot!

 
 Diameter lubang dudukan knalpot diperbesar biar lubang exhaust juga bisa diporting lebih besar
Pasca bore up liner silinder Yamaha Jupiter-Z hingga 200cc ke atas, kendalanya diameter lubang exhaust justru menyempit. Apalagi jika pasang payung klep aftermarket yang rata-rata diameter 34/28 atau 34/30. Akibatnya aliran gas buang nggak lancar akibat tercekik.

“Itu karena diameter lubang exhaust standar Jupiter-Z cuma 20mm. Kalaupun bisa diporting, paling gede diameternya cuma sampai 25mm. Sebab lingkar luar pipa knalpot aftermarket rata-rata berdiameter 28mm,” ucap Chandra Soepandi pemilik bengkel bubut Master Tjendana.

Biar aliran sisa gas bakar makin lancar dilepas knalpot mesin kapasitas besar, Chandra kini punya solusi. Yang dilakukan membesarkan diameter lubang dudukan knalpot asli. Sehingga pipa knalpot besar bisa dipasang. Juga bisa bikin gede diameter exhaust.

Keuntungan bore up pakai metode ini karena sisa gas bakar dilepas sempurna. “Apalagi menurut buku panduan korek karangan Abraham Bell, biar nggak ada hambatan aliran di ruang bakar mestinya lubang knalpot harus lebih besar dari diameter lubang exhaust,” imbuh si necis.

Atas dasar itu, Chandra coba modifikasi seputar lubang dudukan knalpot di head Jupiter-Z. Lubang asli diameter kecil, dibantu mesin bubut jadi lebih besar.

Pembesaran lubang dudukan knalpot tetap pada posisi lingkar asli. Tidak miring kanan, kiri, atas atau bawah. Saat pasang knalpot aftermarket pipa lebih besar, kedua baut bisa dipasang mengikat penjepit pipa knalpot tanpa ragu.

“Besarnya lingkar luar bisa untuk knalpot diameter 32mm, sehingga lubang exhaust bisa diporting mulai diameter 25mm hingga 28mm. Ukuran menyesuaikan mau mekanik peracik mesin,” lanjut Chandra yang patok harga modifikasi ini Rp 300 sudah termasuk paking albronze.

Selain ubah lubang dudukan knalpot, Chandra juga punya knalpot aftermarket dimeter 32mm. Wah!


Albronze Kurangi Turbulensi

Mengurangi turbulensi di antara lubang exhaust dan pipa knalpot pasca pembesaran lubang dudukan knalpot, Chandra juga melengkapi ubahan ini dengan memasang paking tambahan yang bukan dari material biasanya. Sehingga sisa gas bakar yang dialiran melalui lubang exhaust. Benar-benar lancar tanpa tekanan berarti.

Kali ini meterial dasar paking atau penutup celah agar tidak bocor yang tepat adalah bahan albronze. Sehingga meski sudah terjepit oleh knalpot, namun kondisi paking masih tepat alias tidak bergeser pada posisinya. Sehingga diyakini tidak ada lekukan pada paking yang bisa menyebabkan turbulensi.

“Kalau gunakan paking biasa, takutnya saat dijepit knalpot malah jadi gepeng hingga meneyebabkan terjadi penyempitan. Aliran gas buang pun malah bisa nggak lancar,” wanti Chadra dari Jl. Pagarsih. No. 146, Bandung.

Suzuki Skywave Dan Skydrive 125 Pasang Intake Pendek


Lubang bisa sama karbu standar
Suzuki Skywave aslinya punya intake manifold yang panjang. Karburatornya juga punya posisi di samping guna mengikuti letak filter yang berada di tutup CVT lantaran tergeser bagasi yang besar.

Itu yang membuat mekanik kadang tidak habis akal. Katanya mengorbankan intake yang harus dipasang panjang. Dirasa mekanik balap jadi kurang responsif karena manifold yang panjang itu. Apalagi posisinya juga meliuk.

Memang sih ada yang bependapat kalau makin panjang manifold akan membuat torsi besar. Tapi, kalau posisiny meliuk akan membuat aliran gas bakar jadi kurang maksimal.

Itu yang membuat Bang Jay alias Zaenudin dari Eka Jaya Motor mengganti intake standar Suzuki Skywave.

Kebetulan di bengkel Bang Jay terdapat Skywave milik Hendra yang sudah dibore up abis-abisan. Modifikasi motor ini pernah nongol di MOTOR Plus beberapa waktu lalu.

Untuk menggantinya, Bang Jay mengakalinya dengan manifold milik Suzuki TRS. Barang orisinal dan tahan panas jadinya tidak bocor ketika panas.

Enaknya lagi, kepunyaan TRS lebih murah. “Harganya paling Rp 75 ribuan,” jelas mekanik dari Ruko Poris Paradise Blok B9, No. 16, Tangerang itu.  

Berbeda dengan menggunakan intake dari Suzuki TS125. Harganya di pasaran masih cukup tinggi. Harga eceran bisa mencapai Rp 125 ribu. Bisa mahal juga karena banyak dipakai tim road race.

Enaknya lagi, menggunakan leher angsa TRS lebih menguntungkan. “Karena lubang bautnya bisa sama dengan lubang di kepala silinder. Tidak perlu lagi dilebarin atau diperbesar,” jelas mekanik yang sudah lama menekuni road race itu.  

Lubang baut bisa sama alias pas
Termasuk lubang manifold dengan lubang inlet di head. Bisa lurus tanpa perlu membesarkan lubang leher angsa. Jadinya tidak perlu tuner atau dikorek.

Paling kalau mau aplikasi karburator yang gambot. Misalnya menerapkan karburator  yang venturinya sudah 28mm ke atas. Harus mau melakukan kerjaan tambahan. Yaitu, kudu main korek lubang manifold.

Kebetulan Bang Jay pasang di Skywave pakai Mikuni kotak dengan venturi 24mm. Jadinya tidak repot korek lubang venturi bisa langsung plek. Begitu juga kalau masih menggunakan karburator standar. Masih bisa langsung masuk.

Akibat penggunaan intake ini posisi karburator jadi sangat dekat dengan ruang bakar. Posisi menghadapnya juga barubah jadi ke samping. Ini juga yang oleh sebagian mekanik diklam bisa bikin tarikan motor langsung joss...

Tapi, sayang filter udara standar susah diaplikasi. Kecuali kalau memang mau dibuatkan slang khusus yang panjang supaya bisa terhubung ke filter udara. 

Bore Up Karburator Makin Deras Makin Imbang


Maksimalkan karbu dengan cara gedein piston skep
Untuk memaksimalkan fungsi karburator, mekanik biasanya mengakali dengan cara seting ulang jarum skep, sekrup udara, jarum pelampung dan ganti spuyer. Bahkan trik paling berat yaitu mereamer karbu alias membesarkan diameter lubang venturi dari ukuran standar.

Sayang langkah reamer karbu masih punya keterbatasan. Lewat dari ukuran yang wajar, bodi karbur rawan bocor. Akibatnya piston skep yang bertugas mengatur debit gas bakar jadi ngaco bekerja. Bahkan kesalahan ini kerap dialami karbu berdiameter piston skep sangat kecil.

Makanya Alif Bowo Sarwono pemilik bengkel bubut Adhi Jaya Tech putar otak untuk maksimalkan kembali fungsi karbu standar. Maksudnya, peranti vital ini bukan cuma bisa direamer tapi juga  bagaimana caranya gedein ukuran piston skep. Istilahnya bore up karbu.

“Sekarang saya sudah coba di karburator Shogun 110. Piston skep yang aslinya cuma 20mm, bisa jadi diameter 24mm. Sehingga diameter venturi yang awalnya 22mm, kini bisa direamer hingga ukuran 24mm tanpa khawatir terjadi kebocoron,” mantap Alif yang idenya hasil konsultasi dengan Waskito Ngubaini alias Merit, tunner asal Jogja.

Lalu untuk melancarkan garapannya tadi, tanpa bermaksud menutup-nutupi idenya Alif mengaku kalau ubahan pada piston skep karbu Shogun 110 andalkan comotan dari piston skep motor lain. Yaitu dari karbu Honda GL-Pro Neo Tech yang kebetulan memiliki piston skep ukuran diameter 24mm.

Adapun cara untuk menggabungkan kedua bagian komponen tadi, dituturkan oleh bapak dua anak ini kuncinya ada pada proses pemotongan. Terutama bangian antara bekas rumah piston skep asli Shogun 110 di bagian atas, dengan rumah skep Honda GL-Pro Neo Tech di bagian bawah. Keduanya harus dipotong dengan tepat agar saat digabungkan kembali benar-benar center.

“Prosesnya memang agak repot dan benar-benar teliti biar enggak miring waktu disatukan. Terutama saat memotong rumah skep Shogun 110 yang posisinya harus lebih lebar ke samping dan ke bawah. Apalagi di bagian bawah lubang venturi terdiri banyak lubang kecil untuk aliran gas bakar waktu idel. Jadi, mesti hati-hati,” lanjut Alif yang mewanti harus sabar jika memang ingin pesan.

Setelah kedua bagian terpisah, langkah berikutnya adalah menyatukan potongan bodi karbu Shogun 110 dengan rumah skep GL-Pro Neo Tech berikut piston dan juga tutupnya.

Piston skep mio bisa sampai diameter 28mm(kiri). Punya RX-King bore up sampai diameter Venturi 30mm
Biar kuat dan nggak gampang bocor, Alif menggunakan lem khusus yang sering digunakan tunner atau mekanik untuk menambal bagian mesin yang bocor atau terlalu banyak dipapas. Seperti buatan Thailand yang tahan panas tapi kuat sampai 2 ton daya rekatnya.

“Lewat bore up karbu, analisis Merit gas bakar yang dipasok bisa lebih banyak dan tetap imbang antara bensin dan udaranya. Sebab bentuk venturi nggak cuma lonjong kalau direamer, tapi lebih bulat karena diameter piston skep juga ikutan gede. Sangat cocok buat motor korek harian,” imbuh Alif yang mematok harga bore up karbu rata-rata Rp 250 ribu tidak termasuk karbu.

Selain karbu Shogun 110, Alif juga sudah lakukan bore up karbu vakum milik skubek Yamaha Mio. Jika awalnya piston skep vakum berdiamter 24mm, kini diganti model piston skep diameter 26mm yang comot dari kepunyaan Yamaha RX-King. Hanya saja, proses ubahan ini terpaksa harus mengganti bagian penutupnya yang model vakum.

Bahkan karbu RX-King yang masih jadi primadona para tunner pun, piston skepnya juga dapat dibore up hingga diameter 30mm (asli 26mm). Cuma caranya nggak menggunakan komponen lain. Melainkan rumah skepnya diganti dengan model sok-sokan dari pipa stainless, berikut piston skep dan tutupnya yang dikenakan biaya terpisah.

“Cuma saran saya, saat melakukan bore up karbu baiknya gunakan komponen yang asli. Sebab bila menggunakan part KW, dikhawatirkan alirang lubangnya enggak presisi yang malah jadi penyebab motor sulit diseting,” ingat Alif yang buka bengkel di Jl. Tole Iskandar Raya, Depok

Berminat..?

PE 28 SAMPAI 34 MM 
Ada yang lebih eksterm lagi dilakukan tukang bubut Thailand. Bore up karbu Keihin PE 28 jadi 34mm.  Kenaikan besarnya lubang venturi bisa sampai 6mm.

 Namun untuk piston skep tentu harus menggunakan yang lebih besar. Paling pas dipilih skep dari Yamaha TZM150. Itu lho motor 2-tak keluaran Yamaha.

Saking gedenya main bore up, bodi karburator sampai harus ditambal lagi dengan lem tahan panas. Tentunya supaya tidak bocor.
Gedein Bak Karburator
Gedein piston skep dan lubang venturi bikin aliran gas bakar ke dapur pacu makin deras. Artinya, tempat panampungan bensin sementara di bak karburator mestinya juga mumpuni.

Mungkin buat karbu standar yang berukuran besar enggak ada masalah. Bagaimana dengan karbu kecil yang sudah dimodif agar aliran gas bakar deras. Seperti dilakukan di Shogun?

“Enggak ada masalah. Itu sudah dipikirkan sebelumnya. Biar nggak tekor di rpm tinggi, bak karbu juga dimodifikasi. Dengan membesarkan volume wadah aslinya,” tunjuk Alif yang bisa dikontak di nomor 0815-8585-3509.

Adapun caranya, bak karbu asli diperbesar dengan menambah wadah baru dari bahan aluminium berbentuk tabung. Lalu wadah tadi dipasang di samping kanan-kiri bak yang terlebih dahulu dilubangi sebelum kemudian dilem ulang. Kalau sudah begini, bensin nggak bakal tekor.